Saturday, October 15, 2016

Informasi Lengkap Museum Radya Pustaka Surakarta

Museum Radya Pustaka dibangun pada tanggal 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem pada masa pemerintahan Paku Buwono IX dan Paku Buwono X terletak di jalan protokol Slamet Riyadi, dikompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari, Surakarta.
Pengurus Paheman Radya Pustaka menandai penghargaan terhadap pemrakarsa pendirian museum ini dengan mengabadikan nama kecilnya, pada gedung sebelah timur museum dengan nama WALIDYASANA,gabungan dari kata Walidi dan Asana (tempat).

Informasi Lengkap Museum Radya Pustaka Surakarta
Informasi Lengkap Museum Radya Pustaka Surakarta
Gedung ini tanahnya dibeli oleh Sri Susuhunan Paku Buwana X senilai 65 Ribu Gulden Belanda dari Johanes Busselaar dengan akta notaris 13/VII tahun 1877 nomor 10 tanaheigendom. Untuk menghargai K.R.A. Sosrodingrat IV, maka dibuatkan patungnya yang ditempatkan di tengah museum yang dulu dikenal sebagai Loji Kadipolo.

Barang-barang pengisi museum banyak berasal dari Karaton Kasunanan Surakarta, Kepatihan, dari hasil pembelian, dari G.P.H. Hadiwijaya, dan sumbangan partisipan lainnya.
Di museum ini tersimpan koleksi benda-benda kuno yang mempunyai nilai seni dan sejarah yang tinggi, antara lain : beberapa arca batu dan perunggu dari zaman Hindhu dan Budha. Koleksi keris kuno dan berbagai senjata tradisional, seperangkat gamelan, wayang kulit dan wayang beber, koleksi keramik dan berbagai barang seni lainnya.

Museum Radya Pustaka Surakarta, Tempat Wisata Terindah - Berwisata bersama keluarga tidak saja melulu pergi ke pantai atau ke pegunungan, namun berkunjung ke Museum merupakan salah satu alternatif liburan yang menyenangkan. Tentu saja selain dapat menghibur, pergi ke museum juga dapat mempelajari sejarah masa lampau yang sangat penting bagi putra-putri kita. Salah satu Museum yang sangat layak untuk dikunjungi adalah Museum Radyapustaka yang berada di Solo Jawa Tengah. Museum Radyapustaka merupakan museum tertua di Indonesia. Didalamnya tersimpan berbagai koleksi benda-benda kuno yang memiliki nilai sei dan sejarah yang sangat tinggi, seperti : arca batu dan perunggu zaman Hindu Budha, koleksi keris dan senjata tradisional, gamelan, wayang kulit, keramik dll. ( Baca juga : Daftar Tempat Wisata Terindah di Solo dan Jawa Tengah )

Alamat Museum Radya pustaka : 
Alamat Museum Radya Pustaka adalah di : Jl. Brigjen Slamet Riyadi 275 Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57141
Telp: +62 271 712306
Email: info@radyapustaka.com

Sejarah Pendirian Museum Radya pustaka
Museum Radya pustaka didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IX yaitu oleh Patih Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada tanggal 28 Oktober 1890. Pendirian museum ini pertama kali sebenarnya di rumah seorang berkebangsaan Belanda bernama Johannes Busselaar, kemudian pada tanggal 1 Januari 1913 dipindahkan ke Gedung saat ini berada, yaitu di Jalan Slamet Riyadi Solo.

Koleksi Terkenal Museum Radya pustaka
Museum Radya pustaka di Solo memiliki sejumlah koleksi yang sudah terkenal di kalangan sejarawan. Diantara koleksi terkenal ini diantaranya adalah berupa buku kuno karangan Pakubuwono IV berjudul Wulang Reh yang berisi tentang petunjuk pemerintahan. Kemudian ada juga buku berjudul Serat Rama karangan Pujangga Keraton Surakarta yaitu Yasadipura I yang bercerita tentang Wiracarita Ramayana. Selain berupa buku ada juga koleksi terkenal berupa patung, yaitu patung Kyai Rajamala. Patung ini berupa patung kepala raksasa yang terbuat dari kayu hasil karya Pakubuwono V sendiri. Patung ini sangatlah bersejarah karena patung ini merupakan hiasan depan sebuah perahu yang dipakai untuk menjemput permaisuri yang berasal dari Madura.

Pencurian di Museum Radya pustaka Solo
Pada tahun 2007 terkuak sebuah peristiwa besar di Museum Radya pustaka yaitu pencurian dan pemalsuan sejumlah koleksi berupa patung yang di lakukan oleh Kepala Museum Radyapustaka sendiri, KRH Darmodipuro atau sering dianggil Mbah Hadi. Terkuaknya pencurian dan pemalsuan koleksi museum ini berawal dari seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bernama Andrea Amborowatiningsih atau akrab dipanggil Ambar. Ambar sebelumnya pernah bekerja sebgai honorer Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Pemerintak Kota Surakarta.Awalnya Ambar mendapati salah satu koleksi berupa piring keramik China tidak ada ditempatnya. Ambar kemudian melapor kepada Kepala Museum Radyapustaka KRH Darmodipuro, namun katanya tidak hilang. Dan benar saja,selang beberapa hari kemudian piring itu sudah ada lagi ditempatnya, namun Ambar yakin bahwa piring itu bukanlah yang aslinya, tapi sudah diganti dengan barang tiruan. Kejanggalan ini berlangsung beberapa kali, akhirnya Ambar melaporkannya ke dosennya di UGM. Dari sana Dosen menindaklanjutinya dengan melapor ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah.

BP3 kemudian bersama Poltabes Solo melakukan penyelidikan dan ternyata memang ada beberapa patung koleksi museum sudah dipalsukan. Dari hasil penyidikan lebih lanjut Poltabes menahan Kepala Museum Radya Pustaka Solo KRH Darmodipuro, Suparjo alias Gatot, petugas keamanan museum, Jarwadi, juru pelihara museum, dan Heru Suryanto, seorang ‘makelar’ barang antik yang diduga keras terlibat dalam kasus pencurian dan pemalsuan benda-benda di museum.

Dari penelusuran lebih lanjut ternyata polisi menemukan lima buah arca yang dipalsukan mulik Museum Radya pustaka di rumah Hashim Djojohadikusumo. Kelima arca batu tersebut adalah arca Ciwa Maha Dewa, arca Durga Mahesa Suramardhini, arca Agastya (Siwa Maha Guru), arca Mahakala dan arca Durga Mahesa Suramardhini II. Hashim ini merupakan putra begawan ekonomi Indonesia Soemitro Djojohadikusumo dan adik dari Mantan Danjen Kopassus Prabowo Subiyanto. Hashim memang dikenal seagai kolektor benda seni bersejarah dari Indonesia. Menurut pengakuan Fadli Zon, Hashim sering membeli berbagai karya seni bersejarah dari Indonesia yang berada di luar negeri dan kemudian membawanya ke Indonesia untuk diamankan.

Kelima patung yang ditemukan itu juga berdasarkan engakuannya berasal dari seorang dealer dan konsultan benda seni yang pernah bekerja di Christie's Amsterdam yaitu Dr. Hugo Kreijger. Hashim mendapatkannya melalui pembelian yang sah dan legal. Hashim menyebutkan, sebelum membeli arca-arca tersebut, Hugo Kreijger mengatakan bahwa arca itu adalah milik Keraton Surakarta yang akan dijual ke luar negeri, lengkap dengan surat yang ditandatangani Hugo Kreijger dan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII) Hanggabehi.
Jam Buka Museum Radya pustaka Solo
Museum Radya pustaka buka dari hari Selasa sampai Minggu
Senin: LIBUR
Selasa - Minggu: 08.30 - 14.00 WIB
Khusus hari Jum'at: 08.30 - 11.30 WIB
Tiket masuk Museum Radya pustaka Solo Reguler: Rp 5.000,00


EmoticonEmoticon