Saturday, October 8, 2016

Museum Pura Mangkunegaran (Museum Rekso Pustaka) Solo

Museum Pura Mangkunegaran (Museum Rekso Pustaka) merupakan tempat dimana kita dapat menggali sejarah tentang abdi dalem Keratonan Surakarta dari Zamannya. Bangunan ini dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said yang dulu dikenal sebagai Pangeran Samber Nyawa. Pura Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja.  Hal yang menarik adalah keseluruhan istana dibuat dari kayu jati yang bulat/utub.

Museum Pura Mangkunegaran (Museum Rekso Pustaka) Solo
Museum Pura Mangkunegaran (Museum Rekso Pustaka) Solo
Pendopo disini yaitu sebuah ruangan terbuka yang digunakan oleh para abdi dalem untuk mengadakan latihan pertunjukan tari maupun latihan pertunjukan wayang kulit yang merupakan termasuk kebudayaan asli Jawa dan Jawa tengah Khususnya. Pendopo ini terdiri dari dua tiang penyangga utama yang berfungsi menopang bangunan agar tetap berdiri kokoh. Dan di dalamnya terdapat beberapa macam gamelan jawa yang sering mereka gunakan. Gamelan-gamelan inilah yang akan mengiringi mereka dalam melakukan pertunjukan kesenian di Pura Mangkunegaran, ada seperangkat gamelan yang dinamai sebagai Kyai Kanyut Mesem.

Nah selanjutnya adalah di dalem, disini dimanfaatkan untuk memajang beberapa lukisan karya dari Basuki Abdullah atau lebih dikenal dengan sebutan Dullah, seorang pelukis terkenal di Solo. Di dalam DALEM terdapat Pringgitan, ruang dimana keluarga menerima pejabat. Ruangan ini juga digunakan untuk mementaskan wayang kulit. Dalem juga digunakan untuk memajang berbagai koleksi barang peninggalan berharga yang bernilai seni dan sejarah yang tinggi. Pura Mangkunegaran dibuka untuk umum setiap hari jam 09.00-14.00, Jumat jam 09.00-12.00, Minggu jam 09.00-14.00.
Ada juga beberapa koleksi kereta yang digunakan untuk upacara-upacara tradisional.

PURA MANGKUNEGARAN dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sambar Nyawa, setelah penandatanganan Perundingan Salatiga pada tanggal 13 Maret. Raden Mas Said kemudian menjadi Pangeran Mangkoe Nagoro I. Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Hal yang menarik adalah keseluruhan istana dibuat dari kayu jati yang bulat/utub.

PENDOPO adalah Joglo dengan empat saka guru (tiang utama) yang digunakan untuk resepsi dan pementasan tari tradisional Jawa. Ada seperangkat gamelan yang dinamai Kyai Kanyut Mesem. Gamelan yang sebagaian besar masih lengkap ini dimainkan pada hari-hari tertentu untuk mengiringi latihan tarian tradisional. Di dalam DALEM terdapat Pringgitan, ruang dimana keluarga menerima pejabat. Ruangan ini juga digunakan untuk mementaskan wayang kulit. Di dalam pringitan, ada beberapa lukisan karya Basuki Abdullah, pelukis kenamaan Solo.

Dalem juga digunakan untuk memajang berbagai koleksi barang peninggalan berharga yang bernilai seni dan sejarah yang tinggi. Terdapat koleksi topeng-topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, kitab-kitab kuno dari jaman Majapahit dan Mataram, koleksi berbagai perhiasan emas dan koleksi beberapa potret Mangkunegoro.

Pura Mangkunegaran juga memiliki perpustakaan yang disebut Rekso Pustoko. Koleksi topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Solo, Jogjakarta, Cirebon, Madura dan Bali.

Beberapa koleksi topeng dari China. Pengunjung dapat memperoleh berbagai souvenir dan cinderamata di Pare Anom art shop. Pura Mangkunegaran dibuka untuk umum setiap hari jam 09.00-14.00, Jumat jam 09.00-12.00, Minggu jam 09.00-14.00. Ada juga beberapa koleksi kereta yang digunakan untuk upacara-upacara tradisional.


EmoticonEmoticon